Functional modeling menggambarkan business process dan interaksi system informasi dengan lingkungannya. Ada dua model yang digunakan untuk menggambarkan fungsi dan system informasi, yaitu :
Activity diagrams. Mendukung pemodelan logis dari business process dan workflow.
Use case. Digunakan untuk menggambarkan fungsi dasar dari system informasi.
Activity diagram dan use case dapat digunakan untuk menggambarkan sistem sekarang dan utnutk sistem yang akan di kembangkan.
Business Process Modeling dengan Activity Diagrams
Model business process menggambarkan aktifitas yang berbeda yang bila digabungkan bersama-sama mendukung business process. Aktivitas diagram digunakan untuk model behavior dalam suatu proses bisnis mandiri dari objek. Dalam banyak hal, activity diagram dapat dilihat sebagai data flow diagram yang digunakan dalam hubungannya dengan analisis terstruktur canggih. Activity diagram sangat berguna dalam membantu menganalisis mengidentifikasi user case yang saling berkaitan untuk sistem informasi yang sedang dikembangkan. Diagram aktivitas dapat digunakan untuk model apapun jenis process.
Elemen dari activity diagram.
Activity diagram menggambarkan aktifitas utama dan hubungan diantara aktifitas di dalam proses.
Elemen-elemen yang dimiliki sebuah activity diagram adalah:
Elemen yang digunakan dalam diagram aktivitas meliputi
1. Action dan activities.
Digambarkan sebagai rounded rectangle.
Diberi label dengan nama.
Activity dapat diuraikan lebih lanjut menjadi kumpulan action.
Sedangkan action merupakan behavior sederhana yang tidak bisa diurai.
2. Object Nodes.
Object node merupakan aliran informasi dari satu activity ke activity yang lain.
Digambarkan sebagai persegi panjang.
Diberi label dengan nama class.
3. Control Flows
Menunjukkan urutan eksekusi.
4. Object Flow
Menunjukkan aliran objek dari sebuah action atau activity ke action atau activity lain.
5. Control Nodes
Ada tujuh tipe berbeda dari control node di activity program:
Initial node : Memperlihatkan titik awal.
Final Activity node : Akhir dari sebuah activity diagram.
Final flow node : Digunakan untuk menghentikan sebuah control flow atau object flow yang spesific.
Decision node : Digunakan untuk menggambarkan test condition untuk memastikan bahwa control flow atau object flow mengalir ke lebih dari satu jalur.
Merge node : digunakan untuk menggabungkan kembali decision path.
Fork Node : Digunakan untuk memecah sebuah behaviour menjadi activity atau action pararel yang pararel.
Join node : digunakan untuk menggabungkan kembali activity atau action yang pararel.
6. Swimlanes
Digunakan untuk memecah activity diagram kedalam baris dan kolom untuk membagi tanggung jawab kepada objek-objek yang melakukan aktifitas tersebut.
Diberi label dengan nama objek yang bertanggung jawab untuk menjalankan activity atau action.
USE CASE
Use case menggambarkan aktifitas yang dilakukan oleh user dari sistem. Use case menggambarkan fungsi dasar dari sistem, yaitu apa yang user dapat lakukan dan bagaimana sistem meresponnya. Langkah yang harus dialui adalah :
- Membuat text base description.
- Menterjemahkan use case menjadi use case diagram.
1. Overview versus detail. Overview use digunakan untuk memungkinkan analis dan user setuju atas requirement secara umum. Jika sudah dipahami bersama-sama maka requirement tadi akan dikonversi menjadi detail use case :
- Presents an important business process.
- The use case supports revenue generation or cost reduction.
- Technology needed to support the use case is new or risky and therefore will require considerable research.
2. Essential versus real. Pada essential use case yang dijelaskan adalah minimal essential issues untuk memahami required functinality, sedangkan pada real use case yang harus dijelaskan adalah lengkah-langkah terinci dari sistem informasi.
Panduan untuk membuat penggambaran use case adalah :
- Write each step in “SVDPI (Subject – Verb – Direct Object or Preposition – Indirect Object)” form. Setiap langkah didalam Use case dituliskan secara lengkap dengan aturan tata bahasa yang baik.
- Clarify initiator and receivers of action. Siapa yang memulai action harus jelas, dan siapa yang menjawab tindakan tersebut juga harus dijelaskan dengan terinci. (System Response harus jelas)r
- Write from independent observer perspective. Ditulis secara independent tidak secara judgemental.
- Write at same level of abstraction. Tingkat abstraksi harus sama dengan responden yang ditanya.
- Ensure a sensible set of steps. Urut-urutan langkah harus masuk akal. Secara logis urut-urutan harus benar berurut
- Apply KISS principle liberally. Use case harus dibuat sederhana, dan mudah dipahami (Keep it simple stupid).
- Write repeating instructions after the set of steps to be repeated. Tulislah instruksi untuk mengulang sesudah langkah penjelasan langkah yang harus dilakukan.
Sumber: http://gustriwahyudi.students-blog.undip.ac.id/2010/09/30/functional-modeling/
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.